Kedekatan TNI dan Rakyat Warnai HUT ke-80 di Monas

Senin, 06 Oktober 2025 | 10:02:56 WIB
Kedekatan TNI dan Rakyat Warnai HUT ke-80 di Monas

JAKARTA - Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu, 5 Oktober 2025, berlangsung meriah dan penuh kehangatan. Tidak hanya menampilkan parade kekuatan militer, acara tersebut juga menjadi ajang kebersamaan antara prajurit dan masyarakat.

Sejak pagi, ribuan warga dari berbagai daerah memadati lapangan Monas. Mereka datang membawa semangat nasionalisme untuk menyaksikan langsung parade alutsista, atraksi udara, hingga berinteraksi dengan para prajurit.

Gelak tawa, sorak sorai, dan sorotan kamera ponsel terdengar di setiap sudut lapangan. Bukan hanya kekuatan TNI yang dipamerkan, tetapi juga wajah humanis prajurit yang akrab dengan rakyat.

Foto Bersama dan Senyum Ramah Prajurit

Salah satu momen yang paling mencuri perhatian adalah kehadiran prajurit berseragam kamuflase lengkap dengan ghillie suit, pakaian bertekstur dedaunan yang biasa digunakan oleh penembak runduk atau sniper.

Anak-anak hingga orang dewasa tampak antusias mengantre untuk berfoto bersama para prajurit. Mereka ramah menyapa, melayani setiap permintaan foto, dan menciptakan suasana hangat di tengah teriknya matahari.

“Seru banget, anak saya senang sekali bisa foto langsung sama tentara. Biasanya cuma lihat di TV,” ujar Dewi (38), warga Bekasi, sambil tersenyum.

“Pas lihat ada yang pakai baju kamuflase kayak di film, langsung minta foto,” tambahnya.

Di sisi lain lapangan, tawa anak-anak menggema saat mereka bergantian berfoto sambil memegang replika senjata. “Lucu, soalnya kayak main perang-perangan tapi beneran tentara,” ucap Rafi (10), siswa SD asal Lenteng Agung. “Keren banget, kayak bisa ngilang di hutan,” ujarnya polos.

Kendaraan Perdamaian PBB Jadi Daya Tarik

Tidak hanya prajurit, deretan kendaraan tempur yang dipamerkan juga menarik perhatian. Salah satu yang paling ramai dikerumuni pengunjung adalah panser putih bertuliskan United Nations milik Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI.

Kendaraan lapis baja yang biasa digunakan dalam misi perdamaian di bawah bendera PBB itu menjadi tempat favorit warga untuk berfoto. Bahkan, banyak yang menjadikannya “menara pandang dadakan” untuk melihat parade dari ketinggian.

“Dari bawah enggak kelihatan karena ramai banget. Jadi pas lihat kendaraan putih ini berhenti, langsung naik bareng teman. Sekalian biar bisa foto dari atas,” ujar Rian (24), warga Jakarta Timur.

“Ini pertama kali lihat dari dekat. Keren banget, bangga sama TNI,” katanya dengan antusias.

Yudi (30), pengunjung asal Depok, juga mengaku senang bisa berinteraksi langsung dengan para prajurit. “Ternyata boleh didekati dan foto bareng juga. Jadi suasananya seru, benar-benar jadi momen ulang tahun TNI,” ucapnya.

“Lihat anak-anak dan orang dewasa bisa naik bareng tanpa takut, itu tandanya TNI-nya dekat sama rakyat,” tambahnya.

Langit Monas Bergetar oleh Aksi Jet Tempur

Momen yang paling ditunggu-tunggu warga adalah atraksi udara dari TNI Angkatan Udara. Suara gemuruh jet tempur menggema di langit Monas, memecah awan putih dan memukau ribuan penonton.

Setiap kali dua pesawat melintas cepat dan membentuk formasi di atas Tugu Monas, teriakan kagum pun pecah dari kerumunan. Warga serentak mengangkat ponsel untuk mengabadikan momen spektakuler tersebut.

“Pas pesawatnya ngebentuk formasi di atas Tugu Monas, itu keren banget. Deg-degan juga sih, soalnya suaranya kencang banget,” kata Fani (26), warga Bekasi.

Yuliani (35) dari Tangerang Selatan pun merasa takjub melihat anaknya berteriak kegirangan. “Anak saya sampai teriak-teriak pas jetnya muter di udara. Katanya kayak di film. Senang banget bisa lihat langsung,” ujarnya.

Menurutnya, acara semacam ini penting untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap TNI sejak dini. “Anak-anak jadi tahu kalau TNI itu bukan cuma tentara perang, tapi juga menjaga dan melindungi,” tuturnya.

Sniper TNI Jadi Magnet Pengunjung

Selain atraksi udara dan parade kendaraan, sosok prajurit sniper menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung. Mereka mengenakan seragam ghillie suit penuh serat hijau dan cokelat, membuat penampilan mereka unik di tengah kerumunan.

Tak sedikit ibu-ibu yang tampak antusias berfoto bersama mereka. “Wah, keren banget! Baru kali ini bisa foto sama sniper asli,” ujar Narsih (45), pengunjung dari Pasar Senen.

“Ramah dia (prajurit TNI), mau diajak foto. Tadi saya juga warnain nih wajah pakai warna hijau dan hitam biar samaan,” tambahnya sambil tertawa.

Momen sederhana seperti itu justru menjadi simbol kuat tentang kedekatan TNI dengan rakyat. “Rasanya bangga sekali. Jadi makin cinta sama TNI,” ujar Nurhayati (39), salah satu pengunjung lainnya.

Ia menilai, interaksi hangat antara rakyat dan prajurit adalah bentuk nyata dari semangat TNI Rakyat, Indonesia Maju yang diusung dalam perayaan tahun ini.

Semangat Nasionalisme di Tengah Kegembiraan

Kemeriahan HUT ke-80 TNI tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga perwujudan semangat persatuan. Masyarakat dari berbagai latar belakang datang membawa rasa bangga yang sama terhadap pasukan pertahanan negara.

Seorang ibu yang hadir bersama keluarganya bahkan menyampaikan dengan semangat, “Semangat kami tidak kalah dari mereka. Kalau TNI siap menjaga negeri, kami rakyat siap mendukung.”

Ucapan itu mencerminkan semangat gotong royong antara rakyat dan tentara. Di tengah tawa, foto bersama, dan decak kagum pada alutsista modern, terselip pesan kebersamaan: TNI bukan hanya milik negara, tetapi milik rakyat Indonesia.

Perayaan HUT ke-80 TNI di Monas pun menjadi lebih dari sekadar pesta militer. Ia berubah menjadi simbol keakraban, kebanggaan, dan rasa cinta tanah air yang tumbuh dari interaksi sederhana antara rakyat dan para penjaga kedaulatan negeri.

Terkini