TTC Travel Mart

TTC Travel Mart 42 Jadi Wadah Strategis Perkuat Pariwisata Asia-Eropa

TTC Travel Mart 42 Jadi Wadah Strategis Perkuat Pariwisata Asia-Eropa
TTC Travel Mart 42 Jadi Wadah Strategis Perkuat Pariwisata Asia-Eropa

JAKARTA - Gelaran TTC Travel Mart International ke-42 di Redtop Hotel, Jakarta, Senin, 6 Oktober 2025, menghadirkan peluang strategis bagi pelaku pariwisata dari Asia dan Eropa. Sebanyak 118 sellers dan 800 buyers berkumpul untuk membangun jaringan bisnis perjalanan yang semakin dinamis.

Meski jumlah peserta sedikit menurun dibandingkan tahun lalu, suasana di ruang pamer tetap hidup dengan diskusi kerja sama baru. Para pelaku industri pariwisata terlihat aktif menjajaki peluang kontrak dan paket perjalanan, menandai pentingnya pameran ini bagi pasar global.

Menurut Kidung Pascalis, Project Manager TTC Travel Mart International, perubahan jadwal penyelenggaraan ke bulan Oktober membawa dampak positif. ”Banyak peserta ITB Asia lebih dulu mengikuti TTC Travel Mart sebelum melanjutkan pameran ke Singapura, dan strategi ini efektif meningkatkan partisipasi internasional,” jelasnya.

Dominasi Asia dan Pertumbuhan Biro Eropa

China mendominasi pameran tahun ini, menandai pergeseran peta kekuatan pariwisata Asia. Sejumlah provinsi di China hadir langsung untuk menjajaki pasar Indonesia, menunjukkan minat yang kuat terhadap segmen wisata domestik maupun internasional.

Selain China, Vietnam, Jepang, dan Korea juga berpartisipasi aktif, memperluas jejaring bisnis di kawasan Asia Tenggara. Partisipasi mereka menjadi indikasi bahwa pasar Asia semakin kompetitif dan terbuka untuk inovasi paket wisata baru.

Dari Eropa, delapan biro perjalanan baru turut hadir, termasuk Wens Europe asal Belanda. General Manager Wens Europe, Iwan Kips, menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk segmen leisure dan corporate travel. “Kami melihat potensi besar di kawasan ini,” ujarnya, menegaskan pentingnya Indonesia dalam strategi ekspansi Eropa.

Kehadiran peserta Eropa memperkuat peluang kolaborasi lintas benua. Para biro perjalanan Eropa berharap dapat memanfaatkan konektivitas dan fasilitas pariwisata Indonesia untuk memperluas pangsa pasar.

Strategi Pameran dan Dampaknya pada Industri

TTC Travel Mart International memanfaatkan momentum tepat, berdekatan dengan ITB Asia di Singapura. Langkah ini memungkinkan peserta untuk menggabungkan kunjungan dan memperluas jejaring internasional secara efisien.

Kidung Pascalis menambahkan bahwa strategi ini membantu para buyers dan sellers mengefektifkan waktu serta biaya perjalanan bisnis mereka. Hasilnya, kolaborasi dan kontrak kerja sama dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.

Para sellers dari berbagai provinsi di Indonesia juga mendapatkan keuntungan dari kehadiran buyers internasional. Mereka memiliki kesempatan menampilkan destinasi wisata lokal dan paket perjalanan yang sebelumnya sulit menjangkau pasar Eropa dan Asia.

Selain itu, peserta Indonesia dapat memperoleh wawasan terkait tren pariwisata global. Informasi ini penting untuk menyesuaikan produk wisata agar lebih kompetitif dan sesuai dengan permintaan pasar internasional.

Peluang Kerja Sama dan Investasi

Event ini tidak hanya sekadar pameran, tetapi juga menjadi forum diskusi kerja sama strategis. Buyers dan sellers memanfaatkan momen ini untuk menjajaki kemitraan jangka panjang dan investasi di sektor pariwisata.

Investasi yang dibahas meliputi pengembangan paket wisata, akomodasi, transportasi, dan event management. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata pilihan di kawasan Asia Tenggara.

Selain paket perjalanan, aspek digital juga menjadi perhatian. Para pelaku industri pariwisata membahas pemanfaatan platform digital untuk pemesanan tiket, promosi destinasi, dan manajemen layanan pelanggan.

Dengan memanfaatkan teknologi digital, sektor pariwisata dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing. Hal ini juga mendukung keberlanjutan industri pariwisata dalam menghadapi tantangan global.

Tren dan Tantangan Industri Pariwisata

Dominasi peserta Asia menunjukkan tren pertumbuhan pasar wisatawan regional. China, Jepang, dan Korea semakin aktif memanfaatkan Indonesia sebagai destinasi pilihan, yang berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan internasional.

Namun, masih ada tantangan terkait infrastruktur dan promosi destinasi. Beberapa daerah perlu meningkatkan kualitas akomodasi, akses transportasi, dan strategi pemasaran agar mampu bersaing di pasar global.

Pameran seperti TTC Travel Mart menjadi sarana penting untuk mempertemukan pemangku kepentingan. Pertemuan ini memungkinkan mereka menilai peluang, tantangan, dan strategi bersama untuk meningkatkan sektor pariwisata nasional.

Kehadiran peserta internasional juga mendorong standardisasi kualitas layanan. Hal ini penting agar destinasi Indonesia dapat memenuhi ekspektasi wisatawan dari berbagai negara.

Selain itu, interaksi antarnegara membuka peluang pertukaran budaya. Para peserta dapat mempelajari tren dan preferensi wisata dari berbagai negara untuk diterapkan dalam pengembangan produk lokal.

Dengan strategi yang tepat, TTC Travel Mart International dapat menjadi katalisator pengembangan pariwisata Indonesia. Kolaborasi lintas negara, peningkatan kualitas layanan, dan inovasi paket wisata menjadi kunci untuk pertumbuhan berkelanjutan.

Industri pariwisata Indonesia pun dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian nasional. Peningkatan kunjungan wisatawan akan mendongkrak sektor terkait seperti transportasi, kuliner, dan perhotelan.

Kidung Pascalis menekankan pentingnya melanjutkan konsistensi penyelenggaraan pameran. “TTC Travel Mart harus terus menjadi platform strategis untuk memperkuat kerja sama global di sektor pariwisata,” ujarnya, memastikan kesinambungan event di tahun-tahun mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index