JAKARTA - Ketua Umum HMI Cabang Bogor, Fathan Putra Mardela, menyambut positif Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menilai program ini mampu melahirkan generasi Indonesia yang sehat dan berdaulat.
“Di setiap ompreng MBG yang tersaji dari hasil bumi sendiri, tersimpan harapan besar tentang masa depan bangsa dengan generasi yang sehat, berpikir mandiri, dan berdaulat di atas tanahnya sendiri,” kata Fathan, Kamis, 9 Oktober 2025.
Menurut Fathan, MBG yang digagas Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah nyata mewujudkan keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan. Program ini sekaligus menjadi gerakan sosial yang layak dikembangkan secara berkesinambungan.
MBG sebagai Gerakan Sosial dan Pendidikan
Fathan menekankan bahwa MBG bukan sekadar rutinitas biasa, melainkan gerakan sosial yang perlu diperkuat. Generasi muda dapat mengambil peran aktif untuk memperluas manfaat program ini di masyarakat.
Keberhasilan MBG, katanya, menuntut keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, hingga komunitas pemuda. Kolaborasi ini diyakini akan membuat semangat MBG hidup di seluruh lapisan masyarakat.
Lebih jauh, MBG juga berpotensi menjadi ruang belajar sosial terkait keadilan pangan dan kedaulatan bangsa. Aktivitas sederhana di dapur dan meja makan dapat menumbuhkan nilai gotong royong, tanggung jawab ekologis, serta penghargaan terhadap hasil bumi lokal.
Fathan menambahkan, MBG bisa menjadi sarana membangun karakter generasi yang sadar gizi dan lingkungan. Nilai-nilai ini akan mendukung pembentukan masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab.
Integrasi MBG dengan Pembangunan Berkelanjutan
Fathan mendorong agar MBG diarahkan menjadi sentra pembangunan berkelanjutan. Program ini dapat mengintegrasikan kebijakan pangan, pemberdayaan ekonomi lokal, pendidikan lingkungan, dan pelestarian budaya kuliner Nusantara.
“Setiap dapur MBG bisa menjadi laboratorium sosial, tempat petani lokal diberdayakan, limbah pangan dikelola bijak, dan anak-anak diperkenalkan pada makanan tradisional yang sehat,” ucapnya.
Selain itu, pengelolaan food waste menjadi bagian penting dari program ini. Sisa pangan dari dapur MBG dapat diolah menjadi kompos, pakan maggot, atau bahan bernilai guna bagi masyarakat sekitar.
Fathan menekankan bahwa pengolahan sisa pangan bukan sekadar efisiensi, melainkan bentuk tanggung jawab ekologis. Langkah ini menjaga bumi yang menopang kehidupan masyarakat secara berkelanjutan.
Pelestarian Pangan Lokal dan Edukasi Budaya Makan Sehat
MBG juga berperan sebagai jembatan pelestarian pangan tradisional. Program ini menjadi sarana edukasi budaya makan sehat bagi generasi muda, mengenalkan bahan pangan lokal sejak dini.
Mengonsumsi pangan lokal, kata Fathan, menumbuhkan kebanggaan dan kedaulatan bangsa terhadap hasil bumi sendiri. Dengan cara ini, generasi muda dapat memahami pentingnya kemandirian pangan dan menghargai budaya kuliner Nusantara.
Program MBG, menurut Fathan, menanamkan nilai-nilai sosial dan ekologis yang dapat diterapkan di seluruh komunitas. Anak-anak dan pemuda yang terlibat akan belajar tentang tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan.
Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Keberhasilan MBG bergantung pada kerja sama berbagai pihak. Pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan komunitas pemuda diharapkan aktif mendukung program agar manfaatnya maksimal.
Fathan percaya, dengan kolaborasi yang kuat, MBG bisa menjadi gerakan sosial yang memberi dampak luas. Program ini tidak hanya menyediakan makanan bergizi, tetapi juga membangun karakter generasi yang sadar lingkungan dan kedaulatan pangan.
MBG, kata Fathan, adalah langkah konkret mewujudkan masa depan bangsa yang sehat, mandiri, dan berdaulat. Setiap kegiatan di dapur dan meja makan menjadi investasi sosial yang membentuk generasi unggul Indonesia.