JAKARTA - PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) kembali mencatatkan kinerja cemerlang hingga kuartal III-2025. Emiten produsen susu dan yoghurt ini sukses membukukan laba bersih sebesar Rp1,60 triliun, meningkat 38,52% secara tahunan dibandingkan Rp1,16 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pencapaian tersebut menunjukkan daya tahan bisnis Cimory yang kuat di tengah persaingan ketat industri makanan dan minuman nasional. Perusahaan terus memperkuat portofolio produknya, sekaligus menjaga efisiensi di berbagai lini produksi untuk mempertahankan profitabilitas yang stabil.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025, Cimory mencatatkan penjualan neto sebesar Rp7,87 triliun. Angka ini tumbuh 18,63% dibandingkan Rp6,64 triliun yang diraih pada kuartal III-2024, menunjukkan tren kenaikan yang konsisten dari tahun ke tahun.
Lini Produk Makanan Jadi Penopang Utama Pertumbuhan Penjualan
Kontributor terbesar terhadap penjualan Cimory berasal dari segmen makanan dan konsumsi. Lini bisnis ini mencatatkan nilai penjualan Rp4,97 triliun, naik signifikan dari Rp3,79 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan tersebut menunjukkan meningkatnya permintaan terhadap produk olahan makanan Cimory di pasar domestik. Inovasi rasa dan strategi distribusi yang diperkuat melalui jaringan ritel modern menjadi salah satu kunci keberhasilan perusahaan menjaga loyalitas konsumen.
Sementara itu, segmen produk olahan susu juga mencatatkan kinerja positif. Total penjualannya mencapai Rp2,90 triliun, naik tipis dari Rp2,84 triliun pada kuartal III-2024. Peningkatan ini menunjukkan bahwa produk susu dan yoghurt Cimory tetap menjadi pilihan utama di pasar, meskipun kompetisi dari produsen lain semakin ketat.
Efisiensi Produksi Dorong Laba Kotor Naik Signifikan
Kinerja keuangan Cimory tak hanya ditopang oleh peningkatan penjualan, tetapi juga oleh efisiensi di sisi produksi. Beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp4,30 triliun, naik dari Rp3,65 triliun tahun sebelumnya, namun peningkatan biaya ini masih sejalan dengan ekspansi volume penjualan yang lebih besar.
Dengan demikian, laba kotor perusahaan melonjak menjadi Rp3,58 triliun pada kuartal III-2025. Kenaikan ini cukup signifikan dibandingkan Rp2,99 triliun pada periode yang sama tahun lalu, mencerminkan efektivitas strategi pengendalian biaya yang dijalankan manajemen.
Manajemen Cimory terus fokus pada peningkatan produktivitas pabrik serta penguatan rantai pasok bahan baku. Langkah ini dilakukan agar biaya operasional dapat dijaga di tengah volatilitas harga komoditas pangan global yang kerap berfluktuasi.
Kondisi Keuangan Tetap Solid dengan Aset dan Ekuitas Meningkat
Dari sisi neraca keuangan, Cimory juga menunjukkan performa yang solid hingga akhir kuartal III-2025. Total aset perusahaan mencapai Rp8,93 triliun, meningkat dibandingkan Rp8,19 triliun di akhir 2024.
Peningkatan aset tersebut mencerminkan ekspansi yang berkelanjutan, baik melalui investasi pada lini produksi maupun penguatan distribusi. Liabilitas perusahaan turut naik menjadi Rp1,76 triliun dari Rp1,44 triliun, sejalan dengan pertumbuhan aktivitas bisnis dan ekspansi kapasitas operasional.
Sementara itu, total ekuitas Cimory juga tumbuh menjadi Rp7,16 triliun dari Rp6,75 triliun pada akhir tahun sebelumnya. Kenaikan ini memperlihatkan kinerja keuangan yang sehat serta kemampuan perusahaan untuk mempertahankan rasio keuangan yang efisien di tengah pertumbuhan bisnis yang agresif.
Arus Kas Tetap Kuat, Operasional Berjalan Efisien
Dari sisi likuiditas, Cimory berhasil menjaga posisi kas dan setara kas pada level yang stabil. Per 30 September 2025, saldo kas perusahaan tercatat Rp1,21 triliun, sedikit menurun dibandingkan Rp1,28 triliun di akhir 2024.
Meskipun terjadi sedikit penurunan pada saldo kas, arus kas dari aktivitas operasi justru menguat signifikan. Total arus kas operasi Cimory mencapai Rp1,52 triliun, naik dari Rp1,19 triliun pada periode yang sama tahun lalu, menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan modal kerja dan penerimaan dari aktivitas bisnis utama.
Kinerja arus kas yang positif ini memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan operasional yang berkelanjutan. Peningkatan ini juga menjadi indikator kuat bahwa bisnis Cimory tetap produktif dan mampu memenuhi kewajiban finansial jangka pendek tanpa hambatan.
Pertumbuhan Konsisten, Prospek Cimory Tetap Cerah
Kinerja solid Cimory di sembilan bulan pertama tahun 2025 menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten. Dengan laba bersih yang meningkat hampir 40% dan penjualan yang terus bertumbuh dua digit, perusahaan memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri makanan dan minuman nasional.
Manajemen Cimory terus berfokus pada inovasi produk dan peningkatan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang. Selain itu, upaya ekspansi jaringan distribusi ke berbagai daerah juga menjadi strategi penting untuk menjaga momentum pertumbuhan jangka panjang.
Dengan kondisi keuangan yang sehat dan efisiensi yang terjaga, prospek Cimory ke depan diprediksi tetap positif. Permintaan masyarakat terhadap produk olahan susu dan makanan praktis yang sehat diyakini akan terus meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup konsumen.
Strategi Bisnis dan Ekspansi Jadi Fokus Ke Depan
Perusahaan berencana melanjutkan ekspansi melalui investasi di lini produk bernilai tambah dan perluasan jaringan pemasaran. Strategi ini diharapkan dapat memperkuat penetrasi merek Cimory di seluruh wilayah Indonesia dan memperluas pangsa pasar di segmen konsumen menengah ke atas.
Selain memperluas portofolio produk, Cimory juga berkomitmen menjaga keberlanjutan bisnis melalui praktik produksi ramah lingkungan. Langkah ini tidak hanya mendukung keberlanjutan perusahaan, tetapi juga memperkuat citra positif merek di mata konsumen modern yang semakin peduli terhadap isu lingkungan.
Dengan fondasi keuangan yang kuat, strategi ekspansi yang terarah, serta tren konsumsi masyarakat yang positif, Cimory diyakini akan terus mencatatkan kinerja gemilang hingga akhir tahun 2025. Pertumbuhan laba dan penjualan yang solid menjadi bukti nyata kemampuan perusahaan dalam menghadapi dinamika industri dan mempertahankan posisinya di pasar domestik.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                  